Rabu, 26 November 2008


ruang yang berada di bawah tangga tersebut adalah salah satu tempat yang tersisa dan menurut saya membuat tempat di sekitarnya seakan tidak menjadi satu kesatuan. tau bisa dikatakan merusak pemandangan. hal ini dapat dilihat dari pola lantai keramik yang halus langsung berubah ke pola lantai yang kasar yang terbuat dari batu batu yang tidak tertata rapi, bahkan tempat tersebut sudah dipenuhi banyak sampah.

pengunaan batu batu kertikil juga menurut saya tidak tempat mengingat dibutuhkanya sirkulasi untuk menjangkau box tegangan listrik yang berada tepat di atas susunan batu tersebut. hal ini akan menyulitkan jika terjadi kerusakan pada box listrik tersebut.

apabila kita melihat dari belakang, tempat tersebut memungkinkan untuk dijadikan sebagai sirkulasi menuju koridor yang berada di belakang bangunan fakultas teologia, yang sampai pada saat ini juga tidak memiliki fungsi yang jelas. padahal tempat ini menurut saya sangat menarik dan dapat dijadikan sebagai tempat santai atau tempat nongkrong.

dengan bentuk yang seperti sekarang ini, menurut saya merupakan cara dari orang yang mendesain bangunan ini untuk memutus sirkulasi ke arah koridor karena koridor yang berada di belakang gedung juga tidak memiliki fungsi yang jelas.


dari gambar denah di samping kita dapat melihat bagaimana tidak ada keselarasan antara bahan yang digunakan sebagai lantai. yaitu kerikil dan keramik yang memiliki tekstur yang sangat kontras.

jadi kesimpulan yang dapat saya dapat adalah kesalahan dalam penggunaan bahan membuat ruang tersebut tidak bagus da tidak dapat difungsikan. padahal tempat tersebut sangatlah berpotensi besar sebagai tempat berkumpul atau nongkrong.

Tidak ada komentar: